Senin, 14 Mei 2012

Reaksi Tanah


I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia yang mulai melakukan pemindahan tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Tanah memiliki beberapa sifat kimia tanah, salah satunya yaitu reaksi tanah.
Reaksi tanah berdasarkan atas dua unsur di mana sumber keasaman tanah adalah asam-asam organik dan anorganik serta ion-ion H dan Al dapat ditukar misalnya koloid dan sumber alkinitas atau kebasahan dimana hasil hidrolisis dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis.
Pengaruh pH tanah yang utama bersifat hayati. Beberapa organisme mempunyai toleransi agak kecil terhadap variasi pH tanah, tetapi organisme lainnya mempunyai toleransi kisaran pH-nya luas. Dari penelitian terbukti bahwa sesungguhnya konsentrasi H+ atau OH- tidak begitu penting kecuali pada keadaan yang ekstrim. Yang paling penting adalah keadaan-keadaan pH tertentu yang berkaitan.
 Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian reaksi tanah (pH tanah) mengunakaan metode elektrometris dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah. 
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui nilai pH pada tiap-tiap lapisan tanah inseptisols dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan informasi dalam hubungan reaksi tanah (pH tanah) dan merupakan bahan perbandingan antara teori kuliah di dalam ruangan dengan praktikum kuliah yang dilakukan di laboratorium.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Reaksi Tanah
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tatau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam larutan tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut (Hardjowigeno, 2007).
Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, dan alkalis. Pernyataan ini didasarkan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan tanah. Bila dalam larutan ditemukan ion H+ lebih banyak dari ion OH, maka reaksi tanah tersebut adalah masam. Bila ion H+ sama dengan atau seimbang dengan ion OH maka reaksi tersebut adalah netral. Dan jika ion OH- lebih banyak dari ion H+ maka tanah itu alkalis. Untuk menyeragamkan pengertian sifat reaksi tanah tersebut dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH (Hakim, dkk, 2006).
            Salah satu sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi atau pH tanah. Reaksi atau pH tanah menunjukkan konsentrasi ion H+ di dalam larutan tanah. Nilai pH didefinisikan sebagai negatif konsentrasi ion H dalam larutan.
            pH = - log (H)
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, daripada keadaan alkalis lebih besar dari 7 pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH dan pada keadaan alkalis sebaliknya (Pairunan, dkk, 2003).
2. 2 Tanah Sulfat Masam dan Permasalahannya
Tanah sulfat masam merupakan tanah yang pHnya terlalu rendah yang menunjukkan kandungan sulfat tinggi sehingga ditemukan ion – ion Al di dalam tanah, yang kecuali memfiksasi unsur P juga merupakan pakan racun bagi tanaman. Di samping itu, pada reaksi tanah yang masam, unsur – unsur mikro juga menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalu banyak. Unsur mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga menjadi racun kalau terdapat dalam jumlah yang terlalu besar. Termasuk unsur mikro dalam jenis ini adalah Fe, Mn, Zn, Cu, Co (Hardjowigeno, 2007).
2. 3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah terutama di daerah industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air hujan (Hanafiah, 2004).
            Curah hujan akan berpengaruh pada pH tanah karena pada saat tanah terkena hujan artinya tanah akan mengalami pencucian dimana pencucian tanah secara terus-menerus akan menurunkan nilai pH tanah. Artinya, semakin tinggi curah hujan maka pH tanah akan menurun atau hilangnya basa dari tanah (Hardjowigeno, 2007).
III. METODOLOGI
3. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum  reaksi tanah (pH tanah) dilaksanakan pada hari Selasa, 9 November 2010 Pukul 11.00 – selesai di laboratorium fisika tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3. 2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum reaksi tanah dalah tabung reaksi atau tempat roll film, mesin peocok, dan pH meter dan mistar. Bahanbahan yang digunakan adalah sampel tanah inseptisols, air suling, kertas label, dan tisu.
3. 3 Prosedur Kerja
Metode Elektrometris
a.         Memasukkan 10 gram tanah halus ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan menambahkan air suling 10 mL (rasio 1 : 1);
b.        Mengocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok, kemudian didiamkan selama 1 menit;
c.         Mengukur dengan pH meter;
d.        Jika diinginkan bias dibuat perbandingan air dan tanah dengan perbandingan 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 7 : 10 dan melihat grafiknya;
e.         Jika diinginkan pH KCl 1 N atau pH CaCl2 0,01 M maka air suling diganti dengan larutan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar