I.
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada umumnya, tanaman perkebunan adalah jenis
tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena
sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar di berbagai
wilayah. Tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup
bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu
meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
Akan tetapi tidak jarang dalam tiap kegiatan pembudidayaannya, seringkali
berhadapan dengan berbagai macam kendala diantaranya adalah serangan penyakit.
Suatu tanaman, pada dasarnya, dengan potensial
genetiknya dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Akan tetapi, setelah
berinteraksi dengan lingkungannya, hasil produksi tanaman akan merupakan
resultanse dari perpaduan antara sifat genetik dan pengaruh faktor luar,
sehingga tanaman tidak dapat mencapai hasil maksimal. salah satu faktor yang
dapat menurunkan produksi tanaman adalah serangan penyakit.
Penyakit tanaman dapat mengakibatkan
kerugian baik secara kuantitas maupun kualitas hasil panen. Upaya untuk
mengurangi kerugian akibat infeksi penyakit tanaman tersebut dapat dilakukan
pengendalian dengan sasaran dan cara-cara yang tepat.
Tanaman akan bereaksi terhadap
serangan patogen. Reaksi tanaman yang mempunyai efektifitas tinggi dalam
mengurangi akibat serangan patogen merupakan indikasi ketahanan tanaman yang
tinggi pula. Ketahanan tanaman dapat berupa ketahanan fisis, histologis,
fisiologis dan biokhemis.
Keadaan lingkungan ikut mempunyai
andil di dalam menciptakan kemungkinan terjadinya serangan patogen pada
tanaman. Untuk hidup dengan optimal, tanaman memerlukan suhu, kelembaban cahaya
dan jumlah nutrisi serta udara dalam rentangan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, maka
pengetahuan tentang berbagai jenis penyakit pada tanaman perkebunan mutlak
diperlukan agar tanaman perkebunan disekitar kita dapat meningkatkan hasil
produksi dan penyakit–penyakitnya dapat dikendalikan.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
ini yaitu untuk mengetahui penyakit penting pada tanaman perkebunan.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu
sebagai bahan informasi bagi pembaca khususnya mahasiswa dalam mempelajari
penyakit penting pada tanaman perkebunan
terutama pada kopi dan tebu.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit yang
menyerang tanaman biasanya menimbulkan gejala-gejala atau ciri khas sehingga
dapat memudahkan untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman. Selain
Jamur, Penyakit tumbuhan dapat pula disebabkan oleh bakteri dan virus (Anonim,
2007).
2. 1 Penyakit
Penting pada Tanaman Kopi
Beberapa penyakit penting dapat menimbulkan kerusakan perkebunan kopi
apabila menyerang tanaman pada umur muda sampai menjelang pembungaan seperti
penyakit karat daun, bercak daun dan sebagainya (Anonim, 2007).
Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia
vastatrix. Tanaman sakit ini ditandai oleh adanya bercak-bercak
berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning
tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora
jamur Hemileia vastatrix. Bercak yang
sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang
terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang
demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan
ranting-rantingnya, akhirnya tanaman mati (Anonim, 2008).
Penyakit bercak daun Cercospora disebabkan oleh infeksi
cendawan Cercospora coffeicola. Penyakit
ini ditandai dengan adanya bercak-bercak bulat pada daun berwarna coklat
kemerahan, berbatas jelas dan agak mengendap. Pada bercak yang tua terdapat
pusat yang berwarna putih kelabu (Anonim, 2010).
2. 2 Penyakit Penting pada Tanaman Tebu
Perkebunan tebu pada saat sekarang ini banyak
mengalami kerugian disebabkan oleh serangan patogen yang dapat menyebabkan
tanaman tebu menimbulkan penyakit yang ditandai dengan berbagai gejala-gejala
tertentu seperti bercak mata, karat daun, bercak merah dan sebagainya (Anonim,
2009).
Penyakit bercak mata disebababkan oleh infeksi
cendawan Cercospora sacchari ditandai
dengan adanya titik halus yang tampak pada daun berwana merah atau coklat kemerahan yang tampak
jelas jika dilihat dari sebelah atas
daun. Titik-titik
ini bertambah lebar dan panjang sehingga bercak lonjong memanjang seperti mata,
berwarna coklat dengan tepi berwarna kuning. Bercak mempunyai ekor yang menuju
kea rah ujung daun (Anonim, 2009).
Penyakit busuk merah disebabkan oleh
infeksi cendawan Colletotrichum falcatum.
Penyakit ini jika dilihat dari luar tanaman yang sakit tidak menunjukkan
gejala yang jelas, tetapi kalau batang tebu yang sakit dibelah terlihat satu
atau beberapa ruasnya berwarna merah dan berbau agak masam. Pada umumnya warna
merah ini tidak merata (Anonim, 2010).
2. 3 Penyakit Penting pada Tanaman Kakao
Menurunnya produktivitas kakao yang selama ini
disebabkan oleh adanya berbagai kendala mulai dari umur tanaman yang sudah tua,
adanya serangan pada tanaman akan meningkatkan kerugian yang tinggi bagi petani
kakao karena tanaman kurang buah atau bahkan
tidak berbuah seperti penyakit antraknose, jamur upas, busuk buah, VSD
dan sebagainya (Saefudin, 2009).
Penyakit Antraknose-Colletotrichum disebabkan oleh
jamur Colletotrichum gleosporioides. Serangan
ringan pada daun muda terlihat gejala bintik-bintik nekrosis (kematian
jaringan) berwarna coklat. Setelah daun berkembang, bintik nekrosis menjadi
bercak berlubang dengan halo (jalur di sekitar bercak akibat klorofil yang rusak)
berwarna kuning. Pada daun yang lebih tua bintik nekrosis berkembang menjadi
bercak nekrosis yang beraturan (Saefudin, 2009).
Daun-daun muda yang serangan
penyakitnya cukup berat mudah mengalami kerontokan dan menyebabkan ranting
menjadi gundul. Apabila serangan penyakit terjadi beberapa kali,
ranting-ranting akan berbentuk menyerupai kipas dengan ruas yang pendek.
Keadaan ini akan segera diikuti dengan
mati ranting. Infeksi pada daun muda atau tua yang berada pada tajuk bagian
bawah menimbulkan gejala hawar daun (matinya jaringan seluruh daun sehingga
berwarna coklat) ( Saefudin, 2009).
Penyakit busuk buah disebabkan oleh
cendawan Phythoptora palmivora yang
dapat menyerang buah muda sampai masak. Buah yang terserang Nampak
bercak-bercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari pangkal, tengah atau
ujung buah. Apabila keadaan kebun lembab, maka bercak tersebut akan meluas
dengan cepat ke seluruh permukaan buah, sehingga menjadi busuk, kehitaman dan
apabila ditekan dengan jari terasa lembek dan basah (Riyaldi, 2003).
Penyebaran penyakit dibantu oleh
keadaan lingkungan yang lembab terutama pada musim hujan. Buah yang membusuk
pada pohon juga mendorong terjadinya infeksi pada buah lain dan menjalar ke
bagian batang/cabang. Patogen ini disebarkan oleh angin dan air hujan melalui
spora. Pada saat tidak ada buah, jamur dapat bertahan di dalam tanah (Riyaldi,
2003).
III.
METODOLOGI
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan penyakit penting pada tanaman
perkebunan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Ilmu Hama
dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
yang berlangsung pada hari Jumat, 5 November 2010 pada pukul 09.30 WITA–selesai.
3. 2 Alat dan Bahan
Dalam praktikum pengenalan penyakit penting pada tanaman
perkebunan tidak menggunakan alat tetapi hanya menggunakan bahan yaitu tanaman
kopi dan tanaman tebu.
3. 3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam
praktikum ini yaitu:
1. Mengamati
gejala yang ditimbulkan oleh tanaman;
2. Menggambar
tanaman tersebut beserta gejala-gejalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar