I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Teknik Kultur Jaringan adalah mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Dalam metode pembuatan kultur jaringan ada
faktor penentunya yaitu media. Media merupakan faktor penentu dalam
perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan
tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan
biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat
pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol
kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf.
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon
organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1). Akan
tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus
memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi,
mineral dan faktor tumbuh.
1.2.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pembuatan media
kultur jaringan ini yaitu untuk mengenalkan pembuatan media tanam dari
stok-stok bahan kimia. Adapun kegunaanya yaitu sebagai bahan informasi bagi
mahasiswa khusunya mengenai pembutan media kultur jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan merupakan suatu metode
untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel,
jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
utuh kembali (Sany, 2007).
Media merupakan
faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang
digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur
tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media
yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media
yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim, 2008).
Sebelum membuat
media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok. Larutan stok dibuat
dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-bahan kimia khususnya yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang karena hal ini kurang
praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar tidak mudah rusak
dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba penyebab
kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cennat, sebab
larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan
larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi (Hendaryono dan
Wijayani, 2002).
Hormon adalah
bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan dalam
konsentrasi rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa
hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan
sebutan zat pengatur tumbuh (Heddy, 1991).
Zat pengatur
tumbuh (ZPT) yang digunakan pada media disimpan dalam gelap pada refrigerator
sebagai larutan stok. Sedikit volume (misalnya 50 mL) larutan stok mengandung 1
mg mL-1 ZPT dapat disimpan untuk beberapa lama. Kestabilan zpt bervariasi:
kinetin dan IAA tidak stabil pada kondisi cahaya, sehingga biasanya disimpan
pada botol berwarna gelap. Juga, IAA kehilangan aktivitasnya pada larutan
aqueous sehingga larutan stok IAA sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu
yang lama (Gunawan ,2001).
Auxin (IAA) dalam
budidaya jaringan berperan dalam mempengaruhi perkembangan dan pembesaran sel,
sehingga tekanan dinding sel terhadap protoplasma berkurang, hal ini mengakibatkan
protoplast dapat mengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadi panjang
terutama sel-sel di bagian maristem. Di sisi lain NAA dapat juga mendorong
terbentuknya sejumlah sel yang cukup banyak tetapi tidak membelah, kumpulan
dari sel ini yang disebut kalus. Kalus terbentuk karena terjadinya penumpukan
sel-sel yang mengembang akibat dari masuknya air, unsur hara dan ZPT ke dalam
sel, semua bahan tersebut tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh tanaman
seperti akar, batang, dan daun, sehingga berkumpul di satu titik (Mariska dan
Purnamaningsih, 2001).
III. METODOLOGI
3.1. Tempat
dan Waktu
Praktikum pengenalan alat dan
sterilisasi ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Lantai 4, Pusat
Kegiatan Penelitian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada Hari Kamis, 10 Maret
2011 pukul 16.00 sampai selsai.
3.2. Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
stok A, stok B, stok C, stok D, stok E, stok F, zat pengatur tumbuh dan senyawa
NaOH/HCl untuk pengukuran pH. Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala, hot
plate magnetic stirrer, mikro pipet, botol-botol tempat media, pH meter, dan
autoklaf untuk sterilisasi.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dari praktikum ini adalah
1.
menyiapkan gelas piala yang diisi
dengan aquades secukupnya sebagai pelarut (volume akhir tidak melebihi volume
yang dikehendaki),
2.
setelah itu diletakkan di atas hot
plate magnetic stirrer, kemudian stirrer dihidupkan.
3.
disiapkan stok-stok dan zat pengatur
tumbuh. Masing-masing stok unsur hara diambil sesuai volume yang tertera pada
massing-masing botol stok (disesuaikan dengan volume media yang akan dibuat),
dimasukkan ke dalam gelas piala sesuai dengan urutannya.
4.
pH diukur hingga mencapai 5,7-5,8,
bila terlalu asam dapat ditambahkan NaOH, dan bila terlalu basa ditambahkan
HCl.
5.
Aquades ditambahkan sampai volume yang
dikehendaki, kemudian ditambahkan agar dan pemanas pada hot plate magnetic
stirrer dinyalakan, tunggu sampai larutan masak dan homogen.
6.
Botol-botol sebagai tempat media
disiapkan. Media yang telah masak dituang ke dalam botol-botol media, kemudian
tutup dengan menggunakan tutup plasstik atau alumunium foil.
7.
Media disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 1200 C dan
tekanan 1 atm selama 20-25 menit. Media tanam siap digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar