Sabtu, 19 Mei 2012

Media Kultur Jaringan


I. PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Teknik Kultur Jaringan adalah mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Dalam metode pembuatan kultur jaringan ada faktor penentunya yaitu media. Media  merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1). Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.
1.2.        Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pembuatan media kultur jaringan ini yaitu untuk mengenalkan pembuatan media tanam dari stok-stok bahan kimia. Adapun kegunaanya yaitu sebagai bahan informasi bagi mahasiswa khusunya mengenai pembutan media kultur jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007).
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf (Anonim, 2008).
Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi (Hendaryono dan Wijayani, 2002). 
Hormon adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan dalam konsentrasi rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur tumbuh (Heddy, 1991). 
Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakan pada media disimpan dalam gelap pada refrigerator sebagai larutan stok. Sedikit volume (misalnya 50 mL) larutan stok mengandung 1 mg mL-1 ZPT dapat disimpan untuk beberapa lama. Kestabilan zpt bervariasi: kinetin dan IAA tidak stabil pada kondisi cahaya, sehingga biasanya disimpan pada botol berwarna gelap. Juga, IAA kehilangan aktivitasnya pada larutan aqueous sehingga larutan stok IAA sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama (Gunawan ,2001).
Auxin (IAA) dalam budidaya jaringan berperan dalam mempengaruhi perkembangan dan pembesaran sel, sehingga tekanan dinding sel terhadap protoplasma berkurang, hal ini mengakibatkan protoplast dapat mengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadi panjang terutama sel-sel di bagian maristem. Di sisi lain NAA dapat juga mendorong terbentuknya sejumlah sel yang cukup banyak tetapi tidak membelah, kumpulan dari sel ini yang disebut kalus. Kalus terbentuk karena terjadinya penumpukan sel-sel yang mengembang akibat dari masuknya air, unsur hara dan ZPT ke dalam sel, semua bahan tersebut tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh tanaman seperti akar, batang, dan daun, sehingga berkumpul di satu titik (Mariska dan Purnamaningsih, 2001).

III. METODOLOGI
3.1.      Tempat dan Waktu
            Praktikum pengenalan alat dan sterilisasi ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Lantai 4, Pusat Kegiatan Penelitian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada Hari Kamis, 10 Maret 2011 pukul 16.00 sampai selsai.
3.2.      Alat dan Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah stok A, stok B, stok C, stok D, stok E, stok F, zat pengatur tumbuh dan senyawa NaOH/HCl untuk pengukuran pH. Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala, hot plate magnetic stirrer, mikro pipet, botol-botol tempat media, pH meter, dan autoklaf untuk sterilisasi.
3.3. Prosedur Kerja
             Prosedur kerja dari praktikum ini adalah
1.    menyiapkan gelas piala yang diisi dengan aquades secukupnya sebagai pelarut (volume akhir tidak melebihi volume yang dikehendaki),
2.    setelah itu diletakkan di atas hot plate magnetic stirrer, kemudian stirrer dihidupkan.
3.    disiapkan stok-stok dan zat pengatur tumbuh. Masing-masing stok unsur hara diambil sesuai volume yang tertera pada massing-masing botol stok (disesuaikan dengan volume media yang akan dibuat), dimasukkan ke dalam gelas piala sesuai dengan urutannya.
4.    pH diukur hingga mencapai 5,7-5,8, bila terlalu asam dapat ditambahkan NaOH, dan bila terlalu basa ditambahkan HCl.
5.    Aquades ditambahkan sampai volume yang dikehendaki, kemudian ditambahkan agar dan pemanas pada hot plate magnetic stirrer dinyalakan, tunggu sampai larutan masak dan homogen.
6.    Botol-botol sebagai tempat media disiapkan. Media yang telah masak dituang ke dalam botol-botol media, kemudian tutup dengan menggunakan tutup plasstik atau alumunium foil.
7.    Media disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 1200 C dan tekanan 1 atm selama 20-25 menit. Media tanam siap digunakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar