Sabtu, 19 Mei 2012

Pengenalan Penyakit pada Padi


I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
            Penyakit pada tanaman padi dan palawija sampai saat ini masih tetap merupakan masalah karena menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran produksi. Usaha menekan kehilangan hasil karena penyakit pada tanaman pangan perlu mendapat perhatian dengan meningkatkan upaya pengendalian.
            Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh bakteri, cendawan dan  virus yang dilaporkan oleh banyak Negara di dunia ini. Beberapa jenis penyakit penting tersebar merata dibanyak Negara, sedangkan  jenis penyakit lainnya terjadi hanya di lokasi tertentu.
            Di daerah tropis banyak eksploitasi penyakit pada tanaman pangan yang tidak dilaporkan walaupun telah menyebabkan kerugian yang besar. Acapkali petani tidak merasakan kerugian tersebut dan tidak melakukan pengendalian sebagaimana mestinya. Hal ini antara lain karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki  oleh para petugas lapang yang membimbing dan memberikan rekomendasi kepada petani. Sebagai gambaran, luas rata – rata lima tahun (1983 – 1987) berturut – turut 13.246 ha dengan intensitas serangan 19,6% untuk tungro, dan 9. 762 ha dengan intensitas seranagn 25,2% untuk blas. Apabila keadaan ini tidak ditanggulangi, maka kehilangan hasil yang akan diderita akan makin meningkat sejalan dengan program peningkatan produksi tanaman pangan melalui penerapan konsep pengendalian organisme penganggu secara terpadu (PHT). Penyakit merupakan hasil interaksi antara tiga faktor yaitu adanya pathogen, tanaman inang yang rentan dan faktor lingkungan yang cocok.
Dalam penerapan konsep PHT, penggunaan varietas tahan merupakan salah satu komponen yang dianjurkan. Namun dalam kenyataannya penggunaan varietas tahan acapkali rentan terhadap penyakit – penyakit penting.
            Berdasarkan uraian diatas maka pengetahuan tentang pengenalan berbagai jenis penyakit penting dan usaha pengendaliannya mutlak diperlukan, terutama untuk tanaman padi dan palawija. Selain itu meningkatkan pengetahuan terhadap pengenalan penyakit di tingkat lapang, maka pembuatan koleksi spesimen penyakit merupakan hal yang penting untuk dijadikan pedoman sebelum melakukan pengamatan gejala yang sebenarnya di lapangan.
1. 2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui penyakit penting pada tanaman pangan. Kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi bagi pembaca khususnya mahasiswa dalam mempelajari penyakit penting pada tanaman pangan terutama padi dan jagung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
            Pengenalan jenis–jenis penyakit pada padi dapat dilakukan dengan percobaan di lapang pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Timbulnya penyakit dapat bervariasi tergantung dari fase pertumbuhan tanaman, musim, lokasi dan varietas. Kombinasi dari beberapa penyakit dapat terjadi misalnya kombinasi beberapa cendawan atau bahkan kombinasi dari cendawan, bakteri, dan virus (Wigenasantana, 2003).
2. 1 Penyakit Penting pada Tanaman Padi
            Beberapa penyakit penting dapat menimbulkan kerusakan pertanaman padi apabila menyerang tanaman pada umur muda sampai menjelang pembungaan (fase vegetatif) seperti penyakit blas, bercak coklat daun, hawar pelepah daun, hawar daun bakteri, kerdil rumput dan tungro. Pada tingkat pertumbuhan generatif tanaman padi dapat terserang oleh patogen–patogen blas (busuk leher), bercak coklat daun, busuk malai, busuk pelepah daun bendera, garis merah bakteri dan sebagainya (Wigenasantana, 2005).
            Penyakit tungro disebabkan oleh virus tungro dan ditularkan oleh serangga wereng hijau (Nephotettix virescens) dan wereng loreng (Recilia dorsalis). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu terjadi perubahan warna daun menjadi kuning orange, anakan berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Pada varietas tertentu sering sering gejala tungro tersebut menghilang dan gejala baru muncul kembali pada anakan atau tetap tanpa gejala (Wigenasantana, 2005).
            Penyakit kerdil rumput disebabkan oleh virus kerdil rumput (grassy stunt) dan ditularkan oleh serangga wereng coklat (Nilaparvata lugens). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu jumlah anakan bertambah banyak, tumbuhnya tegak dan tanaman menjadi kerdil. Daun menjadi pendek, sempit berwarna hijau pucat atau kekuningan dengan bercak–bercak berwarna coklat. Malai yang dihasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan malai sama sekali (Wigenasantana, 2003).
            Penyakit hawar daun bakteri disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Penyakit hawar daun bakteri pada padi bersifat sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit tersebut dibedakan menjadi 2 macam yaitu gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang rentan dan gejala hawar. Gejala biasanya baru terlihat dengan jelas pada saat stadia anakan maksimum atau pembungaan, jarang gejala tersebut muncul pada tanaman persemaian (khususnya di daerah subtropis). Pada daun gejala diawali dari tepi daun, beberapa cm dari ujung daun,   bentuk   garis  seperti  siraman  air.  Gejala  cepat    berkembang   secara
memanjang maupun melebar di kedua tepi daun, umumnya berbentuk garis gelombang yang berwarna kuning dan cepat sekali berubah menjadi oranye atau mengering dalam beberapa hari.
2. 2 Penyakit Penting pada Tanaman Jagung
            Beberapa penyakit yang terdapat pada tanaman jagung yaitu bulai, karat, busuk tongkol,  hawar daun, hawar pelepah dan sebagainya. Tanaman jagung yang rusak akibat serangannya bisa sampai 90% sehingga pekebun mengalami kerugian besar lantaran tanamannya gagal panen (Widodo, 2009).
            Penyakit bulai pada tanaman dapat disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis. Penyakit ini memiliki gejala taman kerdil dan tidak memunculkan bunga atau buah. Kalau diperhatikan, tampak corak putih bergaris-garis pada daun. Daun tanaman muda yang baru membuka bercak kecoklatan terjadinya klorosis. Lama-kelamaan bercak menjalar ke titik tumbuh membentuk alur  sejajar tulang daun. Kalau sudah sampai titik tumbuh, spora bakal terdapat pada setiap daun baru. Daun menjadi kaku dan menegak sedangkan pembentukan akar terhambat sehingga lama–kelamaan tanaman rebah (Widodo, 2009).
            Penyakit karat disebabkan oleh cendawan Puccinia spp dan terdapat gejala munculnya bercak – bercak coklat memanjang atau bulat di batang dan permukaan daun bagian bawah. Di permukaan daun bagian atas, bercak kecoklatan terlihat lebih terang dikelilingi tepian berwarna kuning. Lama-kelamaan bercak menjadi kumpulan spora berwarna orange yang mudah diterbangkan angin. Di permukaan atas daun, bercak menjadi coklat kemerahan  kemudian muncul kumpulan spora berwarna orange dalam jumlah lebih sedikit. Pada serangan berat seluruh daun dapat tertutup kumpulan spora hingga akhirnya daun mengering dan mati (Widodo, 2009). 
III. METODOLOGI
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan penyakit penting pada tanaman pangan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar yang berlangsung pada hari Jumat 22 Oktober 2010 pada pukul 09.30 – selesai.
3. 2  Alat dan Bahan
Dalam praktikum pengenalan penyakit penting pada tanaman pangan tidak menggunakan alat tetapi menggunakan bahan yaitu tanaman padi dan tanaman jagung.
3. 3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1. Mengamati gejala yang ditimbulkan oleh tanaman tersebut;
2. Mendengarkan penjelasan asisten mengenai penyakit pada tanaman tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar