I.
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Penyakit pada tanaman padi dan palawija sampai saat
ini masih tetap merupakan masalah karena menyebabkan kehilangan hasil yang
tinggi dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran produksi. Usaha menekan
kehilangan hasil karena penyakit pada tanaman pangan perlu mendapat perhatian
dengan meningkatkan upaya pengendalian.
Penyakit tanaman dapat disebabkan
oleh bakteri, cendawan dan virus yang
dilaporkan oleh banyak Negara di dunia ini. Beberapa jenis penyakit penting
tersebar merata dibanyak Negara, sedangkan
jenis penyakit lainnya terjadi hanya di lokasi tertentu.
Di daerah tropis banyak eksploitasi
penyakit pada tanaman pangan yang tidak dilaporkan walaupun telah menyebabkan
kerugian yang besar. Acapkali petani tidak merasakan kerugian tersebut dan
tidak melakukan pengendalian sebagaimana mestinya. Hal ini antara lain karena
kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
para petugas lapang yang membimbing dan memberikan rekomendasi kepada petani.
Sebagai gambaran, luas rata – rata lima tahun (1983 – 1987) berturut – turut
13.246 ha dengan intensitas serangan 19,6% untuk tungro, dan 9. 762 ha dengan
intensitas seranagn 25,2% untuk blas. Apabila keadaan ini tidak ditanggulangi,
maka kehilangan hasil yang akan diderita akan makin meningkat sejalan dengan
program peningkatan produksi tanaman pangan melalui penerapan konsep
pengendalian organisme penganggu secara terpadu (PHT). Penyakit merupakan hasil
interaksi antara tiga faktor yaitu adanya pathogen, tanaman inang yang rentan dan
faktor lingkungan yang cocok.
Dalam penerapan
konsep PHT, penggunaan varietas tahan merupakan salah satu komponen yang
dianjurkan. Namun dalam kenyataannya penggunaan varietas tahan acapkali rentan
terhadap penyakit – penyakit penting.
Berdasarkan uraian diatas maka
pengetahuan tentang pengenalan berbagai jenis penyakit penting dan usaha
pengendaliannya mutlak diperlukan, terutama untuk tanaman padi dan palawija.
Selain itu meningkatkan pengetahuan terhadap pengenalan penyakit di tingkat
lapang, maka pembuatan koleksi spesimen penyakit merupakan hal yang penting
untuk dijadikan pedoman sebelum melakukan pengamatan gejala yang sebenarnya di
lapangan.
1. 2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengetahui penyakit penting pada tanaman pangan.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi bagi pembaca
khususnya mahasiswa dalam mempelajari penyakit penting pada tanaman pangan
terutama padi dan jagung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan jenis–jenis
penyakit pada padi dapat dilakukan dengan percobaan di lapang pada setiap fase
pertumbuhan tanaman. Timbulnya penyakit dapat bervariasi tergantung dari fase
pertumbuhan tanaman, musim, lokasi dan varietas. Kombinasi dari beberapa
penyakit dapat terjadi misalnya kombinasi beberapa cendawan atau bahkan
kombinasi dari cendawan, bakteri, dan virus (Wigenasantana, 2003).
2. 1 Penyakit Penting pada Tanaman Padi
Beberapa penyakit penting dapat
menimbulkan kerusakan pertanaman padi apabila menyerang tanaman pada umur muda
sampai menjelang pembungaan (fase vegetatif) seperti penyakit blas, bercak
coklat daun, hawar pelepah daun, hawar daun bakteri, kerdil rumput dan tungro.
Pada tingkat pertumbuhan generatif tanaman padi dapat terserang oleh patogen–patogen
blas (busuk leher), bercak coklat daun, busuk malai, busuk pelepah daun
bendera, garis merah bakteri dan sebagainya (Wigenasantana, 2005).
Penyakit tungro disebabkan oleh
virus tungro dan ditularkan oleh serangga wereng hijau (Nephotettix virescens) dan wereng loreng (Recilia dorsalis). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu
terjadi perubahan warna daun menjadi kuning orange, anakan berkurang, tanaman
kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Pada varietas tertentu sering sering
gejala tungro tersebut menghilang dan gejala baru muncul kembali pada anakan
atau tetap tanpa gejala (Wigenasantana, 2005).
Penyakit kerdil rumput disebabkan
oleh virus kerdil rumput (grassy stunt) dan ditularkan oleh serangga wereng
coklat (Nilaparvata lugens). Gejala
yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu jumlah anakan bertambah banyak,
tumbuhnya tegak dan tanaman menjadi kerdil. Daun menjadi pendek, sempit
berwarna hijau pucat atau kekuningan dengan bercak–bercak berwarna coklat.
Malai yang dihasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan malai sama sekali
(Wigenasantana, 2003).
Penyakit hawar daun bakteri
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
campestris. Penyakit hawar daun bakteri pada padi bersifat sistemik dan
dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit
tersebut dibedakan menjadi 2 macam yaitu gejala layu (kresek) pada tanaman muda
atau tanaman dewasa yang rentan dan gejala hawar. Gejala biasanya baru terlihat
dengan jelas pada saat stadia anakan maksimum atau pembungaan, jarang gejala
tersebut muncul pada tanaman persemaian (khususnya di daerah subtropis). Pada daun gejala diawali dari tepi daun, beberapa cm dari ujung daun, bentuk garis seperti siraman air. Gejala cepat berkembang secara
memanjang maupun melebar di
kedua tepi daun, umumnya berbentuk garis gelombang yang berwarna kuning dan
cepat sekali berubah menjadi oranye atau mengering dalam beberapa hari.
2. 2 Penyakit Penting pada Tanaman Jagung
Beberapa penyakit yang terdapat pada
tanaman jagung yaitu bulai, karat, busuk tongkol, hawar daun, hawar pelepah dan sebagainya.
Tanaman jagung yang rusak akibat serangannya bisa sampai 90% sehingga pekebun
mengalami kerugian besar lantaran tanamannya gagal panen (Widodo, 2009).
Penyakit bulai pada tanaman dapat
disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora
maydis. Penyakit ini memiliki
gejala taman kerdil dan tidak memunculkan bunga atau buah. Kalau diperhatikan,
tampak corak putih bergaris-garis pada daun. Daun tanaman muda yang baru
membuka bercak kecoklatan terjadinya klorosis. Lama-kelamaan bercak menjalar ke
titik tumbuh membentuk alur sejajar
tulang daun. Kalau sudah sampai titik tumbuh, spora bakal terdapat pada setiap
daun baru. Daun menjadi kaku dan menegak sedangkan pembentukan akar terhambat
sehingga lama–kelamaan tanaman rebah (Widodo, 2009).
Penyakit karat disebabkan oleh
cendawan Puccinia spp dan terdapat
gejala munculnya bercak – bercak coklat memanjang atau bulat di batang dan
permukaan daun bagian bawah. Di permukaan daun bagian atas, bercak kecoklatan
terlihat lebih terang dikelilingi tepian berwarna kuning. Lama-kelamaan bercak
menjadi kumpulan spora berwarna orange yang mudah diterbangkan angin. Di
permukaan atas daun, bercak menjadi coklat kemerahan kemudian muncul kumpulan spora berwarna
orange dalam jumlah lebih sedikit. Pada serangan berat seluruh daun dapat
tertutup kumpulan spora hingga akhirnya daun mengering dan mati (Widodo, 2009).
III.
METODOLOGI
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan penyakit penting
pada tanaman pangan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Ilmu
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar yang berlangsung pada hari Jumat 22 Oktober 2010 pada pukul 09.30 –
selesai.
3. 2
Alat dan Bahan
Dalam praktikum
pengenalan penyakit penting pada tanaman pangan tidak menggunakan alat tetapi
menggunakan bahan yaitu tanaman padi dan tanaman jagung.
3. 3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1. Mengamati
gejala yang ditimbulkan oleh tanaman tersebut;
2. Mendengarkan penjelasan asisten
mengenai penyakit pada tanaman tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar