Sabtu, 19 Mei 2012

Pengenalan alat kultur Jaringan


I.  PENDAHULUAN
1.1.       1.1.  Latar Belakang
Bioteknologi merupakan pemanfaatan makhluk hidup untuk mengubah bahan menjadi produk dan jasa dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah. Tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang besar, sedangkan hewan memiliki sifat totipotensi yang kecil, tapi pada saat fase embrio hewan memiliki sifat totipotensi yang besar.
Kultur jaringan adalah menumbuhkan sel atau jaringan pada medium tertentu dalam kondisi suci hama(aseptis), melalui kultur sel perbanyakan tumbuhan/hewan dapat dilakukan secara cepat, jumlahnya terbatas, hemat tempat dan waktu, serta memiliki sifat identik. Perbanyakan itu melalui teknik kloning (reproduksi sexual). Kultur sel tumbuhan dapat ditumbuhkan menjadi individu baru, sedangkan kultur sel hewan tidak bisa.
Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan harus steril. Maka dari itu dalam laboratorium bioteknologi terdapat ruangan- ruangan khusus yaitu ruang sterilisasi, ruang media, laboratorium, ruang dokumentasi, dan laboratorium produksi kultur. Dalam ruang sterilisasi terdapat botol kultur, cawan petridish, oven, tabung reaksi, autoclave, kompor listrik, dan inkubator. Dalam ruang media terdapat botol-botol kultur yang berisi media yang tempatkan pada rak penyimpanan khusus. Dalam laboratorium terdapat timbangan analitik dan pipet micron. Dalam ruang dokumentasi terdapat pH meter. Dan dalam laboratorium produksi kultur terdapat laminar air flow.


1.2.        Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan dan sterilisasinya. Kegunaan dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi bagi pembaca khususnya mahasiswa dalam mempelajari kultur jaringan.

II.   TINJAUAN PUSTAKA
            Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap (Tribowo, 2008).
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional (Zulkarnain, 2009).
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril (Aryulina, 2004).
   Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan yaitu botol kultur, cawan petridish, oven, tabung reaksi, autoclave, kompor listrik, incubator, Erlenmeyer, rak penyimpanan media, timbangan analitik, pipet micron, pH meter dan laminar air flow (Anonim, 2011).
Fungsi dari botol kultur yaitu tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan. Cawan petridish berfungsi sebagai tempat untuk memotong-motong eksplan yang akan di tanam dalam botol kultur. Oven berfungsi sebagai alat sterilisasi kering. Tabung reaksi digunakan pada saat mengerjakan isolasi protoplas dan isolasi khloroplas. Autoclave berfungsi untuk mensterilkan bahan atau alat yang pada umumnya terbuat dari logam, plastik, karet, tekstil gelas juga liquid (cairan) dalam keadaan terbungkus maupun tidak. Kompor listrik untuk pemanas saat memasak media. Inkubator berfungsi untuk mensterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Erlenmeyer berfungsi sebagai alat penampung bahan yang akan dipanaskan. Rak penyimpanan media berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan media yang telah jadi. Timbangan analitik berfungsi sebagai alat untuk menimbang nutrisi. Pipet micron berfungsi untuk mengambil nutrisi yang akan diberikan pada media. pH meter berfungsi untuk mengukur pH suatu media. Dan laminar air flow berfungsi sebagai tempat untuk sterilisasi media (Anonim, 2010)
            Botol-botol kultur, tabung reaksi, erlenmeyer dan cawan petridish yang dipergunakan sebagai wadah kultur jaringan biasanya disterilisasi dalam oven. Botol-botol yang sudah dicuci bersih dimasukkan dalam oven dan dipanaskan selama 4 jam pada temperatur 160°C. Setelah disterilisasi dapat langsung digunakan. Bila botol akan disimpan untuk beberapa lama maka sewaktu sterilisasi, mulut botol harus ditutup dengan aluminium foil (Anonim, 2010).
            Alat sterilisasi baik media maupun peralatan yang digunakan untuk proses isolasi dan penanaman eksplan yang sering digunakan adalah autoklaf. Tipe autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api (Anonim, 2011).

III. METODOLOGI
3.1.      Tempat dan Waktu
            Praktikum pengenalan alat dan sterilisasi ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Pusat Kegiatan Penelitian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada Hari Kamis, 10 Maret 2011 pukul 16.00 sampai selsai.
3.2.      Alat dan Bahan
   Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu botol kultur, cawan petridish, oven, tabung reaksi, autoclave, kompor listrik, incubator, erlenmeyer, rak penyimpanan media, timbangan analitik, pipet micron, pH meter dan laminar air flow. Adapun bahan yang digunakan yaitu buku penuntun dan buku catatan.
3.3.      Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1.    Praktikan mengikuti asisten masuk dalam ruangan.
2.    Asisten menjelaskan alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan
3.    Praktikan mencatat nama alat dan fungsi masing-masing alat tersebut
4.    Memindahkan catatan tersebut pada buku penuntun
5.    Memeriksakan pada asisten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar