BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada
tanaman padi karena memiliki potensi kerusakan yang tinggi. Penyebaran dapat
meluas dengan cepat terutama apabila faktor-faktor pendukung perkembangannya
tersedia seperti kepadatan populasi vektor utama wereng hijau (Nephotettix virescens) dan sumber
infeksi.
Infeksi penyakit tungro pada tanaman padi dapat
terjadi sejak tanaman di persemaian. Pada daerah pertanaman padi yang serentak
infeksi penyakit tungro sebagian besar mulai terjadi setelah tanam. Kehilangan
hasil padi akibat serangan intensitas serangan. Semakin muda stadia tanaman
infeksi, semakin besar kehilangan hasilnya. Kisaran kehilangan hasil pada
stadia yang terinfeksi 2-12 minggu setelah tanam (mst) antara 90-20%. Pada
intensitas serangan ringan kehilangan hasil diperkirakan mencapai 15%,
intensitas serangan sedang mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 35%,
intensitas seranga berat mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 59%.
Apabila kehilangan hasil mencapai 79% ke atas maka daerah serangan dinyatakan
sebagai puso.
Serangan penyakit tungro yang cukup luas di Indonesia
dilaporkan terjadi pada tahun 1976 yang tersebar di 7 provinsi, namun dewasa
ini perkembangan serangan semakin pesat, seranagn telah tersebar di semua
provinsi yang meliputi 153 kabupaten. Eksploitasi penyakit tungro telah terjadi
beberapa kali antara lain di sumatera selatan tahun 1969-1970, Nusa Tenggara
Barat 1980-1981, dan Bali tahun 1980/1981 serta tahun 1983/1984, dengan luas
serangan rata-rata lebih dari 2000 hektar. Fluktuasi serangan tungro yang
terjadi di masing-masing provinsi endemis sangat bervariasi tergantung kondisi
setempat. Peningkatan serangan penyakit tungro terjadi mulai pada bulan Oktober
Nopember dengan puncak serangan terjadi antara bulan Februari Maret. Rata-rata
luas seranagn tungro 5 tahun terakhir mencapai 12.689 hektar terinfeksi dan
diantaranya 638 hektar puso. Perkiraan kehilangan hasil mencapai 11.000 ton
gabah setara dengan Rp 20 milyar (Wasiati, 2007 : 2)1.
Penyebaran tungro tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di
beberapa negara Asia lainnya seperti India, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan
Thailand. Berbagai usaha pengendalian telah dilakukan, di antaranya dengan penerapan
teknologi pengendalian penyakit tungro secara terpadu yang bertujuan untuk
mencegah atau menghindarkan pertanaman dari ancaman tungro (escape strategy)
dengan komponen utama waktu tanam tepat, penggunaan varietas tahan, dan
pergiliran varietas tahan. Namun demikian, tidak semua komponen dapat
diterapkan, waktu tanam tepat kurang sesuai untuk daerah dengan pola tanam
tidak serempak, ketersediaan varietas tahan masih terbatas, sehingga tidak
mencukupi untuk pewilayahan dan distribusi berdasarkan sifat ketahanan spesifik
lokasi.
Penyakit tungro merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus berbentuk bulat dan batang ditularkan oleh serangga wereng hijau dan
juga wereng loreng. Oleh karena itu upaya pengendaliannya terutama harus
ditujukan kepada eradikasi sumber infeksi dan pengendalian vektornya. Selain
itu upaya serangan tungro dengan penanaman varietas tahan, bertanam secara
serentak dan budidaya tanaman sehat, dengan pengelolaan tanamana terpadu.
Pengendalian penyakit tungro secara terpadu perlu dilakukan,
baik mencakup aspek teknik pengendaliannya maupun gerakan operasionalnya.
Kedisiplinan pemerintah dan petugas dalam melakukan penyuluhan dan penyediaan
sarana pertanian bagi para petani serta kepedulian kelompok tani, merupakan
faktor kunci dalam pengendalian penyakit tungro.
__________________________________________________________________
1
Wasiati, Pedoman Pengendalian Penyakit Tungro pada Tanaman Padi (2007). Hlm.2
1.2
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
topik pembahasan yang dibicarakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini, dapat
diidentifikasi masalah-masalah berupa:
1.
bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit
tungro?
2.
bagaimana morfologi patogen pada tanaman?
3.
bagaimana siklus
penyakit tungro yang menyerang tanaman padi?
4.
faktor-faktor
apa yang mempengaruhi tanaman tersebut sehingga terserang penyakit tungro?
5.
bagaimana cara
pengendalian penyakit tungro?
1.3
Batasan
Masalah
Masalah
yang akan dibahas pada penyusunan makalah ilmiah ini hanya terbatas pada
bagaimana gejala-gejala tanaman padi
yang terserang penyakit tungro dan bagaimana cara pengendalian penyakit tungro
tersebut.
1.4
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan, penyusunan dimulai dengan rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit
tungro?
2.
bagaimana cara
pengendalian penyakit tungro?
1.5 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1.
mengetahui bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit
tungro.
2.
mengetahui cara pengendalian penyakit tungro.
1.6
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat
dari penyusunan makalah ilmiah ini adalah sebagai salah satu bahan penilaian
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam sub materi Perencanaan
Karya Tulis Ilmiah, dapat dijadikan sebagai salah satu literatur dalam
penyusunan makalah ilmiah berikutnya khususnya
makalah mengenai penyakit tungro
pada tanaman padi , dan dapat dijadikan sebagai salah
satu referensi bagi mahasiswa untuk mengetahui penyakit tungro pada tanaman padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gejala
Penyakit Tungro
Rumpun tanaman yang sakit tungro memiliki beberapa
gejala-gejala yang dapat diketahui secara tepat dengan cara mengamati tanaman
tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Wasiati, (2007 : 4)2 sebagai
berikut.
Gejala penyakit tungro menunjukkan pertumbuhan terhambat, warna
daun
berubah menjadi kuning
sampai kuning jingga. Perubahan warna daun bermula dari ujung daun, meluas ke
bagian pangkal daun. Pada daun tersebut terlihat bercak-bercak berwarna coklat
karat. Kadang-kadang gejala kuning pada tanaman yang masih muda dapat hilang
karena bertambahnya umur tanaman sehingga seolah-olah tanaman menjadi sembuh.
Apabila diteliti tanaman tersebut masih banyak mengandung virus. Gejala
perubahan warna daun tergantung kepada varietas tanaman, umur tanaman pada saat
terinfeksi, dan keadaan lingkungan pertumbuhan.
Tanaman
yang terinfeksi penyakit tungro pertumbuhannya terhambat dan kerdil. Jumlah
anakan berkurang. Masa pembungaan tertunda. Infeksi virus tungro juga menurunkan
jumlah malai per rumpun, malai pendek sehingga jumlah gabah per malai rendah. Malai yang dihasilkan lebih kecil, tidak dapat keluar
dengan sempurna, biasanya bulir mandul (steril). Pada butir terdapat
bintik-bintik coklat kehitaman (Wigenasantana, 1989 : 13)3.
Serangan
berat terjadi apabila penularan telah berlangsung sejak dipersemaian atau pada
tanaman muda yang berumur kurang dari satu bulan. Di lapang serangan terjadi
sporadik sehingga pertanaman kelihatan bergelombang (Wigenasantana, 1989 : 13)4.
Tingkat intensitas serangan tungro
ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut merupakan hal yang sangat
penting yang harus diketahui para petani. Hal ini dikemukakan oleh Anonim,
(2010)5 sebagai berikut.
Tinggi
rendahnya intensitas serangan tungro ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya: ketersediaan sumber inokulum (tanaman terserang), adanya vektor
(penular), adanya varietas peka dan kondisi lingkungan yang memungkinkan, namun
keberadaan vektor yang mengandung virus adalah faktor terpenting. Intensitas
penyakit tungro juga dipengaruhi oleh tingkat ketahanan varietas dan stadia
tanaman. Tanaman stadia muda, sumber inokulum tersedia dan populasi vektor
tinggi akan menyebabkan tingginya intensitas serangan tungro. Ledakan tungro
biasanya terjadi dari sumber infeksi yang berkembang pada pertanaman yang tidak
serempak.
__________________________________________________________________
2
Wasiati, Pedoman Pengendalian Penyakit Tungro pada Tanaman Padi (Jakarta, 2007)
hlm. 4.
3
Wigenasantana,
Pengenalan Penyakit Penting pada tanaman
Padi dan Palawija dan Cara pengendaliannya (Jakarta, 1989) hlm. 13.
4
Ibid. hlm.
13.
5
Anonim, Penyakit Tungro dan
Pengendaliannya pada Tanaman Padi (2010).
2.2 Cara
Pengendalian Penyakit Tungro
Pengendalian penyakit tungro perlu dilakukan karena
tanaman yang sudah terserang sangat sulit untuk dikendalikan bahkan tidak bisa lagi
“Pada
prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung artinya,
tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan”. (Anonim,
2010)6. Pengendalian
bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng
hijau yang menularkan penyakit.
Upaya pengendalian harus dilakukan secara
terpadu yang meliputi : waktu tanam tepat, tanam serentak dan menanam
varietas tahan. Hal ini dikemukan oleh Nursusilawati (2009)7 sebagai
berikut.
Pengendalian penyakit tungro dilakukan
dengan mengintegrasikan komponen-komponen pengendalian dalam satu sistem yang
dikenal dengan konsep pengendalian penyakit secara terpadu. Usaha tersebut
meliputi
a. Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi
populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu. Waktu
tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah
memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih). Karena serangan yang
terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
b. Tanam serentak
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi
populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu. Waktu
tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah
memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih). Karena serangan yang
terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
c. Varietas tahan
Menanam varietas tahan merupakan komponen penting
dalam pengendalian penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan
diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau. Walaupun
terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat
menghasilkan secara normal.
__________________________________________________________________
6
Anonim Op,cit
7
Nursusilawati, Virus Tungro pada Padi (2009).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Gejala penyakit tungro
Gejala penyakit tungro adalah berkurangnya
jumlah anakan dan pertumbuhan yang kerdil. Helaian daun dan pelepah daun
memendek. Helaian daun muda yang tidak menggulung dijepit oleh pelepah daun dan
daun-daunnya terpuntir atau menggulung sedikit. Warna daun berubah menjadi
kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun-daun yang tua. Daun
muda mungkin menjadi belang atau bergaris-garis hijau pucat. Malai tanaman yang
terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna. Bulir-bulirnya tertutup
bercak coklat dan beratnya kurang dibanding bulir normal.
Tanaman
padi yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan. Pembungaan yang
terlambat bisa menyebabkan tertundanya panen. Malai seringkali kecil, steril
dan keberadaanya tidak sempurna. Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidak menimbulkan
gejala serangan sebelum panen tetapi gejala akan terlihat saat singgang yang
tumbuh setelah panen. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2011)8 bahwa
Tungro
adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan
vegetatif dan menyebabkan tanaman
tumbuh
kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek
dan daun yang terserang berwarna
kuning
sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau
pucat sampai putih dengan panjang
berbeda
sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua.
Daun menguning berkurang bila daun
yang
lebih tua terinfeksi.
3.2
Cara Pengendalian Penyakit Tungro
Pengendalian penyakit tungro
dilakukan secara dini dengan menerapkan sistem pengendalian penyakit secara
terpadu, yaitu waktu tanam yang tepat, melakukan penanaman secara serentak,
menanam varietas yang tahan dari penyakit tungro serta cara-cara pengendalian yang lain seperti
eradikasi sumber infeksi (tanaman sakit, singgang, voluntir dan rumput-rumputan
inang), dan pengendalian serangga penular. Hal ini sesuai pendapat Anonim (2011)9
bahwa untuk mengendalikan penyakit tungro perlu dilakukan (1) penggunaan
varietas tahan seperti Tukad
Unda,
Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik
untuk mengendalikan tungro. Rotasi
varietas
penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
(2) Cabut dan bakar tanaman
yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan
tungro sudah menyeluruh. Bila
serangan
sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi
kelihatan sehat. Mencabut tanaman
yang
terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan
infeksi tungro. (3) Waktu Tanam: Tanam padi
saat populasi wereng hijau dan
tungro
rendah. (4) Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak.
Ini mengurangi
penyebaran tungro dari
satu lahan ke lahan lainnya
karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
__________________________________________________________________
8
Anonim. Tungro. (2011)
9
Ibid.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan yang telah dijelaskan tadi maka dapat disimpulkan bahwa
gejala-gejala yang terdapat pada penyakit tungro pada tanaman padi yaitu
pertumbuhannya kerdil, daun menguning, helai daun dan pelepahnya memendek
sehingga menghasilkan malai yang tidak sempurna. Adapun cara pengendaliannya
yaitu dengan melakukan penanaman dengan waktu yang tepat, penanaman yang
serentak, penanaman varietas yang tahan serta pengendalian-pengendalian yang
lain.
4.2. Saran
Sebaiknya pemahaman dan pengetahuan petani lebih ditingkatkan
agar tidak banyak dirugikan oleh penyakit tungro yang merupakan tanaman yang
penting pada tanaman padi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Penyakit
Tungro dan Pengendaliannya pada Tanaman
Padi
tungro-dan- pengendaliannya-pada-tanaman-padi. Diakses tanggal 23 Mei
2011.
Anonim. 2011. Tungro
[Online]. http://www.knowledgebank.irri.org/indonesia/
PDF%20files/tungro_BW.pdf. Diakses tanggal 24 Mei 2011.
Nursusilawati. 2009. Virus Tungro pada Padi http://nursusilawati.blogspot.com
/2009 /11/virus-tungro-pada-padi.html. Diakses tanggal 26Mei 2011
Wasiati, A. 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Tungro
pada Tanaman Padi.
Dirjen Tanaman Pangan Departemen
Pertanian: Jakarta.
Wigenasantana. 1989. Pengenalan Penyakit Penting pada
Tanaman Padi dan
Palawija
dan Cara Pengendaliannya. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan:
Jakarta.
LAMPIRAN I
Peta Konsep
Penyakit Tungro pada Tanaman Padi
|
|
|
Waktu tanam tepat
|
Tanam serentak
|
Varietas tahan
|
LAMPIRAN II
Kerangka
Pikir
Penyakit penting pada tanaman padi
|
Disebabkan oleh virus tungro
|
Kehilangan hasil padi
|
Pengendalian penyakit secara terpadu
|
LAMPIRAN III
Kerangka Tulis
Ø Tema : Penyakit
pada Tanaman
Ø Subtema
:
Penyakit pada Penting Tanaman Padi
Ø Masalah : - Kurangnya
pemahaman petani tentang penyakit penting
ini.
- Kurangnya
pengetahuan petani tentang cara pengendalian penyakit tungro.
Ø Judul
: Penyakit Tungro pada Tanaman Padi