Selasa, 05 Juni 2012

Pupuk dan Pemupukan


I.                   PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kesuburan tanah suatu lahan pertanian berbeda-beda, tergantung dari bahan organik yang terkandung di dalam setiap lapisan tanah, topografi, tekstur, struktur, solum dan juga aktifitas mikroorganisme dalam tanah.  Kesuburan tanah ini mempunyai arti yang sangat penting sebab tanah subur adalah tanah yang mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk dapat menyediakan  unsur hara bagi tanaman dengan jumlah tepat sehingga dapat menghasilkan produksi  optimal.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan (Ing. fertilizer). Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu untuk melakukan praktikum pupuk dan pemupukan. Sehingga dengan adanya praktikum ini dapat menjadi bahan informasi bagi mahasiswa untuk melakukan apilkasi pemupukan yang baik terhadap kebutuhan tanaman untuk melangsungkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
1.2. Tujuan dan kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk N, P, K, dan jarak tanam pada pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa.).
Kegunaannya adalah sebagai bahan informasi dan acuan dalam aplikasi dan rekomendasi penggunaan pupuk N, P, K, dan jarak tanam pada  tanaman padi (Oryza sativa.). 
II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komoditi Padi
Padi (Oryza sativa L) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM ( Badan Litbang, 2008 ).
Klasifikasi ilmiah untuk tanaman padi ialah sebaga berikut :
Kerajaan:
Divisi:
(tidak termasuk)
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
O. sativa
Padi gogo pada umumnya diusahakan pada lahan kering yang penanamannya dilakukan pada awal musim hujan. Menurut Noor (1996), kebutuhan air padi gogo tergantung pada ketersediaan air hujan atau air tanah tanpa genangan. Padi gogo dibudidayakan di tanah tegalan secara tetap sehingga telah beradaptasi dengan kondisi lahan kering yang biasa mengalami berbagai tekanan (stress) yang disebabkan oleh kekeringan, kekahatan berbagai unsur hara, erosi dan gangguan gulma.
Tanaman padi gogo memerlukan kondisi iklim dan tanah yang sesuai agar pertumbuhan dan produksi optimal. Pertumbuhan optimal padi gogo memerlukan syarat iklim khusus. Faktor iklim yang sangat menentukan adalah curah hujan, karena untuk pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada air dari curah hujan (Basyir et al., 1995). Padi gogo dapat tumbuh dan berproduksi baik pada daerah dengan curah hujan 200 mm per bulan atau lebih dengan distribusi merata selama 4 bulan (Grist, 1975 dalam Suardi, 2002). Suhu yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan padi gogo adalah antara 200 C sampai 310 C serta dapat tumbuh pada ketinggian 0 sampai 1.300 m dpl (IRRI, 1979, dalam Basyir et al., 1995).
Faktor iklim lain yang sangat penting dan menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo yaitu radiasi matahari. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari yang diserap makin tinggi pula energi yang diterima oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis (Prawiranata et al., 1981). Intensitas radiasi matahari di daerah tropis lebih rendah dibandingkan di daerah subtropis. Rendahnya intensitas radiasi matahari mengakibatkan rangsangan menutupnya stomata menjadi lebih cepat dan proses fotosintesis tidak berjalan sempurna, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi gogo terhambat. Faktor ini menyebabkan hasil padi gogo di daerah tropis relatif rendah, karena padi gogo biasanya ditanam pada musim hujan pada saat intensitas radiasi matahari rendah (Gupta dan O’Toole, 1986, dalam Basyir et al., 1995). 
Pelaksanaan pengolahan tanah untuk tanaman padi gogo sama seperti tanaman padi lainnya, hanya saja untuk mendapatkan kesuburan tanah yang maksimum supaya dapat dihisap oleh akar tanaman padi gogo maka pengolahan tanah dilakukan dengan 2 tahap dengan waktu yang tertentu pula. Pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau pertama musim hujan sehingga tanah sudah lembab, hal ini memudahkan pengolahan tanah sesuai yang diinginkan (Badan Litbang,2008).
2.2.Tanah
Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm (Perdana, 2012).
Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn (Perdana, 2012).

2.3. Definisi Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang diolah melalai proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi. (Novizan, 2003).
Kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang dibuat dengan teknologi tinggi sehingga dihasilkan pupuk yang bersifat organik tetapi dengan bentuk fifik dan cara kerja seperti pupuk kimia. Pupuk ini mampu memperbaiki sifat fisik.pupuk ini juga tidak mencemari lingkungan. Karena itu konsep “Organic Farming” yang mengenjurkan pemupukan hanya dengan pupuk organik dan tidak menggunakan pupuk anorganik yang dapat mencemari lingkungan mulai banyak dikembangkan. (Sutedjo, 1991).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Contohnya pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan Gandasil. Jenis pupuk buatan sangat banyak  (Jumin,1994).
Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung  unsure nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan  satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan satu penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Contohnya pupuk majemuk antara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen, Phosphor, dan kalium. (Jumin, 1994).
2.3.1. Pupuk Urea
Pupuk Urea (CO(NH2)2) mengandung 46 % nitrogen (N). karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Jika di dalam tanah, nitrogen urea berubah menjadi ammonium akan terikat langsung oleh koloid tanah. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman (Nurhayati , dkk, 1986)
            Manfaat unsure hara nitrogen pada urea membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kandungan protein hasil panen. Gejala kekurangan unsure hara nitrogen pada tanaman yaitu seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan, pertumbuhan lamabtdan kerdil, daun tua berwarna kekuningan pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menajalar ke tulang daun, pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya, dan jika dalam keadaan kekurangan yag parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman (Nurhayati , dkk, 1986).
            Kelebihan pupuk urea yaitu ketika pupuk urea digunakan sesuai porsi dan diukur melalui metodologi yang tepat, maka ureaakan memberikan hasil produksi yang optimal. Pupuk urea dapat dengan mudah disimpan, diangkut dan ditangani denganaman. Urea tidak berpotensi menimbulkan bahaya ledakan. Komposisi nutrisi / unsur hara nitrogen yang diberikan oleh ureadapat meningkatkan produktivitas tanah dan memperkaya kandungan nutrisinya. Urea juga memberikan unsur-unsurrelevan yang diperlukan tanaman, sehingga urea dapat menopang kehidupan tanaman (Anonimb, 2012).
Pupuk urea juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : urea dapat menghasilkan polutan berbahaya selama prosesproduksi pada proses produksi yang melibatkan emisi gas polutan di udara. Selain dapat menambah unsur hara nitrogenbagi tanah, pada kondisi tertentu urea dapat mengganggu kestabilan pH di dalam tanah yang mengakibatkan terganggunyakesuburan alami tanah tersebut (Anonimb, 2012)
2.3.2 Pupuk SP36
Pupuk SP36 mengandung 36 phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari phosphate alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar. SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).
2.3.3 Pupuk KCl
Pupuk (KCl) mengandung 45 % K2O dan khor, bereaksi agak asam, dan bersifat higrokopis. Khor berpengaruh negative pada tanaman yang tidak membutuhkannya misalnya kentang, wortel, dan tembakau. Pupuk KCl memiliki rumus kimia KCl, kadar K2O 52-55 %, reaksi fisiologis masam lemah, agak higroskopis, hanya digunakan untuk tanaman yang tahan akan Clorida (Anonim,2012).
Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu ( Anonim,2012 ).
2.4 Parameter Pengamatan
Menurut Anonima (2012), parameter pengamatan pertumbuhan tanaman padi, meliputi :
a). Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman padi ( Oryza sativa ) diukur menggunakan mistar yang pengukurannya mulai dari dasar batang tanaman sampai pada ujung daun yang paling panjang.
b). Jumlah Anakan
Menghitung jumlah anakan tanaman setiap minggu sampai pengamatan terakhir.  
2.5 Perlakuan
Pada praktikum kali ini perlakuan yang diberikan adalah “DIII” yaitu jarak tanam ditambah 25% dengan dosis urea dikurangi 50%, KCL standar dan sp-36 standar. Jarak tanam standar padi gogo adalah 20 cm x 20 cm sementara perlakukan yang diberikan ditambah 25% sehingga jarak tanamnya menjadi 25 cm x 25 cm.
           
Menurut Anonima (2012) penentuan dosis pupuk untuk padi gogo dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
ü  Urea = 300 Kg/ha
Kebutuhan pupuk untuk lahan 2 m x 2 m (4 m2)  :
Kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman                  :
Tetapi perlakuan yang diberikan untuk pemupukan Urea dikurangi 50 % maka pemberian pupuk pada tiap tanaman yaitu 0,9375 gram/ tanaman
ü  SP-36 = 200 Kg/ha
Kebutuhan pupuk untuk lahan 2 m x 2 m (4 m2)  :
Kebutuhan pupuk untuk tiap          tanaman                     :
ü  KCL = 150 Kg/ha
Kebutuhan pupuk untuk lahan 2 m x 2 m (4 m2)  :
Kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman                  :

III.             METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pupuk dan pemupukan ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian (Exfarm), Jurusan Ilmu Tanah, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari rabu 14 maret - 9 mei 2012, pukul 15.30 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, meteran, linggis, ember dan pisau.
Adapun bahan-bahan yang dignakan yaitu benih padi gogo, air, tali rapia, pupuk KCL, pupuk SP36 dan pupuk Urea.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Persiapan Lahan
Adapun prosedur kerja persiapan lahan dari praktikum ini adalah:
1.)    Pilih lahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2.)    Bersihkan lahan dan rumput-rumput kemudian bagi lahan sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
3.)    Gemburkan lahan yang akan ditanamami benih dan siram dengan air.
4.)    Lahan siap ditanami benih.



3.3.2 Penanaman Benih
Adapun prosedur kerja penanaman benih dari praktikum ini adalah:
1.)    Sebelum ditanam rendam benih selama 1 hari dalam air.
2.)    Kemudian berikan patokan sesuai dengan jarak tanam yang akan digunakan agar memudahkan dalam menanam benih.
3.)    Tanam benih dengan cara memasukkan dalam lubang sedalam 2 cm sebanyak 3 biji kemudian ditutup dengan tanah.
4.)    Pasangkan tali rapia pada masing-masing lahan untuk membedakan antara lahan satu dengan lainnya.
3.3.3 Pemupukan
Adapun prosedur kerja pemupukan dari praktikum ini adalah:
1.)    Berikan pupuk dasar bersamaan dengan penanaman benih yaitu pupuk KCl dan pupuk SP36.
2.)    Berikan pupuk dengan cara menabur disekitar benih tanaman. Jangan sampai mengenai benih yang ditanam.
3.)    Berikan pemupukan kedua yaitu urea 2 minggu setelah hari tanam, dengan cara menanam dalam lubang sekitar akar tanaman.
4.)    Tutup dengan tanah agar tidak menguap.
3.3.4 Pengukuran
Adapun prosedur kerja pengukuran dari praktikum ini adalah:
1.)    Siapkan alat ukur (penggaris) yang akan digunakan dalam mengukur.
2.)    Siapkan alat tulis menulis.
3.)    Ukur tinggi tanaman dimulai dari batang bawah sampai daun yang paling panjang.
4.)    Ukur jumlah anakan dan jumlah daun dari tanaman. Lakukan pengukuran ini selama 5 minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar