Sabtu, 19 Mei 2012

KTI tentang tungro


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi karena memiliki potensi kerusakan yang tinggi. Penyebaran dapat meluas dengan cepat terutama apabila faktor-faktor pendukung perkembangannya tersedia seperti kepadatan populasi vektor utama wereng hijau (Nephotettix virescens) dan sumber infeksi.
Infeksi penyakit tungro pada tanaman padi dapat terjadi sejak tanaman di persemaian. Pada daerah pertanaman padi yang serentak infeksi penyakit tungro sebagian besar mulai terjadi setelah tanam. Kehilangan hasil padi akibat serangan intensitas serangan. Semakin muda stadia tanaman infeksi, semakin besar kehilangan hasilnya. Kisaran kehilangan hasil pada stadia yang terinfeksi 2-12 minggu setelah tanam (mst) antara 90-20%. Pada intensitas serangan ringan kehilangan hasil diperkirakan mencapai 15%, intensitas serangan sedang mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 35%, intensitas seranga berat mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 59%. Apabila kehilangan hasil mencapai 79% ke atas maka daerah serangan dinyatakan sebagai puso.
Serangan penyakit tungro yang cukup luas di Indonesia dilaporkan terjadi pada tahun 1976 yang tersebar di 7 provinsi, namun dewasa ini perkembangan serangan semakin pesat, seranagn telah tersebar di semua provinsi yang meliputi 153 kabupaten. Eksploitasi penyakit tungro telah terjadi beberapa kali antara lain di sumatera selatan tahun 1969-1970, Nusa Tenggara Barat 1980-1981, dan Bali tahun 1980/1981 serta tahun 1983/1984, dengan luas serangan rata-rata lebih dari 2000 hektar. Fluktuasi serangan tungro yang terjadi di masing-masing provinsi endemis sangat bervariasi tergantung kondisi setempat. Peningkatan serangan penyakit tungro terjadi mulai pada bulan Oktober Nopember dengan puncak serangan terjadi antara bulan Februari Maret. Rata-rata luas seranagn tungro 5 tahun terakhir mencapai 12.689 hektar terinfeksi dan diantaranya 638 hektar puso. Perkiraan kehilangan hasil mencapai 11.000 ton gabah setara dengan Rp 20 milyar (Wasiati, 2007 : 2)1.
Penyebaran tungro tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara Asia lainnya seperti India, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Berbagai usaha pengendalian telah dilakukan, di antaranya dengan penerapan teknologi pengendalian penyakit tungro secara terpadu yang bertujuan untuk mencegah atau menghindarkan pertanaman dari ancaman tungro (escape strategy) dengan komponen utama waktu tanam tepat, penggunaan varietas tahan, dan pergiliran varietas tahan. Namun demikian, tidak semua komponen dapat diterapkan, waktu tanam tepat kurang sesuai untuk daerah dengan pola tanam tidak serempak, ketersediaan varietas tahan masih terbatas, sehingga tidak mencukupi untuk pewilayahan dan distribusi berdasarkan sifat ketahanan spesifik lokasi.
Penyakit tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus berbentuk bulat dan batang ditularkan oleh serangga wereng hijau dan juga wereng loreng. Oleh karena itu upaya pengendaliannya terutama harus ditujukan kepada eradikasi sumber infeksi dan pengendalian vektornya. Selain itu upaya serangan tungro dengan penanaman varietas tahan, bertanam secara serentak dan budidaya tanaman sehat, dengan pengelolaan tanamana terpadu.
Pengendalian penyakit tungro secara terpadu perlu dilakukan, baik mencakup aspek teknik pengendaliannya maupun gerakan operasionalnya. Kedisiplinan pemerintah dan petugas dalam melakukan penyuluhan dan penyediaan sarana pertanian bagi para petani serta kepedulian kelompok tani, merupakan faktor kunci dalam pengendalian penyakit tungro.

__________________________________________________________________
                1
                Wasiati, Pedoman Pengendalian Penyakit Tungro pada Tanaman Padi  (2007). Hlm.2

1.2  Identifikasi Masalah
Berdasarkan topik pembahasan yang dibicarakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini, dapat diidentifikasi masalah-masalah berupa:
1.        bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit tungro?
2.        bagaimana morfologi patogen pada tanaman?
3.        bagaimana siklus penyakit tungro yang menyerang tanaman padi?
4.        faktor-faktor apa yang mempengaruhi tanaman tersebut sehingga terserang penyakit tungro?
5.        bagaimana cara pengendalian penyakit tungro?
1.3  Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada penyusunan makalah ilmiah ini hanya terbatas pada bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit tungro dan bagaimana cara pengendalian penyakit tungro tersebut.

1.4  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penyusunan dimulai dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.        bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit tungro?
2.        bagaimana cara pengendalian penyakit tungro?
1.5  Tujuan
  Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1.         mengetahui bagaimana gejala-gejala tanaman padi yang terserang penyakit tungro.
2.         mengetahui cara pengendalian penyakit tungro.
1.6  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ilmiah ini adalah sebagai salah satu bahan penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam sub materi Perencanaan Karya Tulis Ilmiah, dapat dijadikan sebagai salah satu literatur dalam penyusunan makalah ilmiah berikutnya khususnya makalah mengenai penyakit tungro pada tanaman padi , dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa untuk mengetahui penyakit tungro pada tanaman padi.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Gejala Penyakit Tungro
Rumpun tanaman yang sakit tungro memiliki beberapa gejala-gejala yang dapat diketahui secara tepat dengan cara mengamati tanaman tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Wasiati, (2007 : 4)2 sebagai berikut.
Gejala penyakit tungro menunjukkan pertumbuhan terhambat, warna daun 
berubah menjadi kuning sampai kuning jingga. Perubahan warna daun bermula dari ujung daun, meluas ke bagian pangkal daun. Pada daun tersebut terlihat bercak-bercak berwarna coklat karat. Kadang-kadang gejala kuning pada tanaman yang masih muda dapat hilang karena bertambahnya umur tanaman sehingga seolah-olah tanaman menjadi sembuh. Apabila diteliti tanaman tersebut masih banyak mengandung virus. Gejala perubahan warna daun tergantung kepada varietas tanaman, umur tanaman pada saat terinfeksi, dan keadaan lingkungan pertumbuhan.
Tanaman yang terinfeksi penyakit tungro pertumbuhannya terhambat dan kerdil. Jumlah anakan berkurang. Masa pembungaan tertunda. Infeksi virus tungro juga menurunkan jumlah malai per rumpun, malai pendek sehingga jumlah gabah per malai rendah. Malai yang dihasilkan lebih kecil, tidak dapat keluar dengan sempurna, biasanya bulir mandul (steril). Pada butir terdapat bintik-bintik coklat kehitaman (Wigenasantana, 1989 : 13)3.
Serangan berat terjadi apabila penularan telah berlangsung sejak dipersemaian atau pada tanaman muda yang berumur kurang dari satu bulan. Di lapang serangan terjadi sporadik sehingga pertanaman kelihatan bergelombang (Wigenasantana, 1989 : 13)4.
Tingkat intensitas serangan tungro ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui para petani. Hal ini dikemukakan oleh Anonim, (2010)5 sebagai berikut.
       Tinggi rendahnya intensitas serangan tungro ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: ketersediaan sumber inokulum (tanaman terserang), adanya vektor (penular), adanya varietas peka dan kondisi lingkungan yang memungkinkan, namun keberadaan vektor yang mengandung virus adalah faktor terpenting. Intensitas penyakit tungro juga dipengaruhi oleh tingkat ketahanan varietas dan stadia tanaman. Tanaman stadia muda, sumber inokulum tersedia dan populasi vektor tinggi akan menyebabkan tingginya intensitas serangan tungro. Ledakan tungro biasanya terjadi dari sumber infeksi yang berkembang pada pertanaman yang tidak serempak.

__________________________________________________________________
               2
   Wasiati, Pedoman Pengendalian Penyakit Tungro pada Tanaman Padi (Jakarta, 2007) hlm. 4.
   3
   Wigenasantana, Pengenalan Penyakit Penting pada tanaman Padi dan Palawija dan Cara pengendaliannya (Jakarta, 1989) hlm. 13.
   4
   Ibid. hlm. 13.
   5
                Anonim, Penyakit Tungro dan Pengendaliannya  pada Tanaman Padi (2010).
2.2 Cara Pengendalian Penyakit Tungro
Pengendalian penyakit tungro perlu dilakukan karena tanaman yang sudah terserang sangat sulit untuk dikendalikan bahkan tidak bisa lagi “Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung artinya, tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan”. (Anonim, 2010)6. Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit.
Upaya pengendalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi : waktu tanam tepat, tanam serentak dan menanam varietas tahan. Hal ini dikemukan oleh Nursusilawati (2009)7 sebagai berikut.
       Pengendalian penyakit tungro dilakukan dengan mengintegrasikan komponen-komponen pengendalian dalam satu sistem yang dikenal dengan konsep pengendalian penyakit secara terpadu. Usaha tersebut meliputi
a.     Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu. Waktu tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih). Karena serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
b.    Tanam serentak
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu. Waktu tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih). Karena serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
c.     Varietas tahan
Menanam varietas tahan merupakan komponen penting dalam pengendalian penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau. Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat menghasilkan secara normal.


__________________________________________________________________  
                6
    Anonim Op,cit
    7
    Nursusilawati, Virus Tungro pada Padi (2009).


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gejala penyakit tungro
            Gejala penyakit tungro adalah berkurangnya jumlah anakan dan pertumbuhan yang kerdil. Helaian daun dan pelepah daun memendek. Helaian daun muda yang tidak menggulung dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya terpuntir atau menggulung sedikit. Warna daun berubah menjadi kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun-daun yang tua. Daun muda mungkin menjadi belang atau bergaris-garis hijau pucat. Malai tanaman yang terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna. Bulir-bulirnya tertutup bercak coklat dan beratnya kurang dibanding bulir normal.
Tanaman padi yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan. Pembungaan yang terlambat bisa menyebabkan tertundanya panen. Malai seringkali kecil, steril dan keberadaanya tidak sempurna. Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidak menimbulkan gejala serangan sebelum panen tetapi gejala akan terlihat saat singgang yang tumbuh setelah panen. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2011)8 bahwa Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
3.2 Cara Pengendalian Penyakit Tungro
Pengendalian penyakit tungro dilakukan secara dini dengan menerapkan sistem pengendalian penyakit secara terpadu, yaitu waktu tanam yang tepat, melakukan penanaman secara serentak, menanam varietas yang tahan dari penyakit tungro serta  cara-cara pengendalian yang lain seperti eradikasi sumber infeksi (tanaman sakit, singgang, voluntir dan rumput-rumputan inang), dan pengendalian serangga penular. Hal ini sesuai pendapat Anonim (2011)9 bahwa untuk mengendalikan penyakit tungro perlu dilakukan (1) penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan. (2) Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro. (3) Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah. (4) Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.

__________________________________________________________________   
               8
   Anonim. Tungro. (2011)
   9
   Ibid.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan tadi maka dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala yang terdapat pada penyakit tungro pada tanaman padi yaitu pertumbuhannya kerdil, daun menguning, helai daun dan pelepahnya memendek sehingga menghasilkan malai yang tidak sempurna. Adapun cara pengendaliannya yaitu dengan melakukan penanaman dengan waktu yang tepat, penanaman yang serentak, penanaman varietas yang tahan serta pengendalian-pengendalian yang lain.
4.2. Saran
            Sebaiknya pemahaman dan pengetahuan petani lebih ditingkatkan agar tidak banyak dirugikan oleh penyakit tungro yang merupakan tanaman yang penting pada tanaman padi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Penyakit Tungro dan Pengendaliannya  pada Tanaman Padi   
        2011.
Anonim. 2011. Tungro [Online]. http://www.knowledgebank.irri.org/indonesia/ 
        PDF%20files/tungro_BW.pdf. Diakses tanggal 24 Mei 2011.
Nursusilawati. 2009. Virus Tungro pada Padi http://nursusilawati.blogspot.com 
Wasiati, A. 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Tungro pada Tanaman Padi.
        Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian: Jakarta.
Wigenasantana. 1989. Pengenalan Penyakit Penting pada Tanaman Padi dan   
        Palawija dan Cara Pengendaliannya. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan:  
        Jakarta.














LAMPIRAN I
Peta Konsep
Penyakit Tungro pada Tanaman Padi

 




Cara pengendalian penyakit tungro pada tanaman padi
Gejala penyakit tungro pada tanaman padi

                                  
 


Waktu tanam tepat

                  
Tanam serentak

Varietas tahan



















LAMPIRAN II
Kerangka Pikir

Penyakit penting pada tanaman padi

Disebabkan oleh virus tungro

Kehilangan hasil padi

Pengendalian penyakit secara terpadu
















LAMPIRAN III
Kerangka Tulis

Ø  Tema               :  Penyakit pada Tanaman
Ø  Subtema          :  Penyakit pada Penting Tanaman Padi
Ø  Masalah          : - Kurangnya pemahaman petani tentang penyakit penting      
                            ini.
-    Kurangnya pengetahuan petani tentang cara pengendalian penyakit tungro.
Ø  Judul               : Penyakit Tungro pada Tanaman Padi